Film tanda tanya Hanung Bramantyo



Menuju Sebuah Keyakinan yang Hakiki

Keberagaman dan toleransi merupakan dua hal yang saling terkait, terutama jika menyangkut masalah keagamaan dan suku bangsa. Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan berbagai macam etnis dan kebudayaan, memiliki banyak kisah perihal toleransi yang menarik untuk diangkat dalam tayangan layar lebar. Hanung Bramantyo sebagai seorang sutradara kawakan tergerak untuk dapat menghadirkan kisah dengan latar belakang perbedaan ini kepada masyarakat Indonesia. Untuk itu Mahaka Pictures dan Dapur Film akan, meluncurkan film tersebut pada 7 April 2011 di bioskop-bioskop Indonesia.
Film ke 14 Hanung Bramantyo ini mengisahkan tentang konflik keluarga dan pertemanan yang terjadi di sebuah area dekat Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan, dan para penganutnya memiliki hubungan satu sama lain.

Dikisahkan bahwa terdapat 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga Tan Kat Sun memiliki restauran masakan Cina yang tidak halal, Keluarga Soleh, dengan masalah Soleh sebagai kepala keluarga yang tidak bekerja namun memiliki istri yang cantik dan soleha, Keluarga Rika, seorang janda dengan seorang anak, yang berhubungan dengan Surya, pemuda yang belum pernah menikah. Hubungan antar keluarga ini dalam kaitannya dengan masalah perbedaan pandangan, status, agama dan suku, akan dipaparkan secara menarik dalam film berdurasi 100 menit.

(sinopsis dari situs resminya - filmtandatanya.com)

Film Tanda Tanya karya sutradara Hanung Bramantyo ini mulai diputar di sejumlah bioskop di Indonesia, Kamis (7/4). Namun, film yang mengangkat kehidupan beragama di Indonesia ini justru banyak menuai protes.

Film yang dibintangi Agus Kuncoro dan Revalina S. Temat itu, diproduksi Dapur Film Production dan Mahaka Entertainment. Film memaparkan kisah Rika, Tan Kat Sun, Menuk, Hendra dan Sholeh yang menghadapi kenyataan masalah rumit, yakni kehidupan beragama yang beragam di Indonesia.

Melalui Film "Tanda Tanya" Hanung mencoba mengajak masyarakat Islam untuk mengenali kembali nilai Islam yang humanis. Selain itu, Hanung juga ingin mengusung tema kehidupan dalam keragaman agama dan budaya. Ia mengaku sedang merasa tertarik dengan film bertema Islam.
Official wiyono blog