Pemuda dan pemudi Indonesia



Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Itulah bunyi sumpah pemuda yang di kumandangkan putra dan putri Indonesia pada 28 Oktober 1928 dan itulah bukti bahwa pada 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan.
Ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres.

haruskah kita membaca
haruskah kita berbudaya
apakah pendidikan harus
menjadi pilihan utama

haruskah aku ikuti pola hidup yang kubenci
akankah semua menjamin apa yang kuingin
kebebasan memuja mencintai

Tulisan di atas adalah potongan lirik lagu koil dengan judul "peluk diriku".
Indonesia dengan pemuda dan pemudinya yang cukup banyak menyebabkan negara ini makin kesulitan untuk menyiapkan kerja bagi mereka dan akhirnya tidak sedikit pengangguran yang ada di Indonesia.

Pendidikan! Pendidikan tinggipun belum tentu menjamin hidup makmur apalagi yang berpendidikan rendah (maaf). Sekarang tamatan SMA sulit sekali untuk mencari kerja, minimum D3. Namun ada juga ada yang bilang "buat apa kuliah kalau akhirnya nganggur". Itulah salahnya pola pikir sebagian masyarakat kita, seharusnya mereka berpikir "Yang kuliah saja nganggur apalagi yang ndak kuliah", jadi hal itu bisa memberi sedikit semangat kepada mahasiswa dan mahasiswi

Ada yang bilang juga kenapa orang-orang Indonesia yang pintar selalu ke luar Negeri untuk mendapatkan jerih uang, hal itu mungkin dari Indonesia sendiri yang kurang begitu menghargai orang-orang yang pintar atau Indonesia yang tidak tahu bagaimana memanfaatkannya. Indonesia umumnya "ada uang ada jalan", segala sesuatau bisa di dapat asal ada uang. itulah rendahnya Indonesia.
Sebagai contohnya dengan -+ Rp. 200.000,00 di Jakarta kita bisa membeli KTP, karena untuk mencari kerjaan di Jakarta dengan menggunakan KTP Jakarta lebih mudah. Itu juga narsisnya Indonesia.
Apalagi jika kita tengok di kantor-kantor pembuatan SIM, waaahhhhhhhhh... lebih parah, seharusnya pembuat SIM melakukan tes untuk ujiannya tapi karena malas dan punya uang akhirnya semua di lewati, sehingga punya SIM ndak ada bedanya dengan tidak punya.
Yang ndak punyapun seenaknya mengendarai, jika ketangkap Polisi dengan uang sarapan semua beres....

Indonesia ohhhhh Indonesia......

Kembali lagi ke masalah pemuda dan pemudi Indonesia, kebanyakan pemuda dan pemudi Indonesia berpendidikan SMA untuk standard masyarakat, setelah lulus kebanyakan pergi ke kota-kota besar untuk mencari kerja.
Nah untuk mencari kerja itu sulitnya minta ampun.
Banyak calo-calo yang katanya sebulan langsung kerja dengan membayar sejumlah rupiah, tapi kenyataannya omong kosong, tidak sedikit pula yang ke luar negeri untuk menjadi TKI, TKI Indonesia merupakan penghaislan Devisa negara yang lumayan banyak, namun sering kali kasus-kasus penganiayaan TKI, dan parahnya Indonesia seolah-olah tidak mau mendengar atau melihat atau sedikitpun iktu turut berduka ataupun sedikit memikirkannya.

Yang lebih fatal lagi, setiap TKI pulang dari luar negeri di Bandaranya sendiri dai rampok habis-habisan oleh pihak Bandara. Kejammmmmm.............

Indonesia ooohhhh Indonesia.....
Kejamnya negara hijauku ini...........
Kenapa harus seperti ini.....
Seolah-olah negeri ini hanya milik orang yang berkantong tebal.....

Official wiyono blog